Rabu, 22 Mei 2013

UJI AKTIFITAS BAHAN ANTI MIKROBA


ABSTRAK
Senyawa antimikroba adalah senyawa kimia yang dapat menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroba. Antimikroba dapat dikelompokkan menjadi antiseptikdan desinfektan. Antiseptik adalah pembunuh mikroba dengan daya rendah dan biasa digunakanpada kulit, misalnya alkohol dan deterjen. Desinfektan adalah senyawa kimia yang dapatmembunuh mikroba dan biasa digunakan untuk membersihkan meja, lantai, dan peralatan.Contoh desinfektan yang digunakan adalah senyawa klorin, hipoklorit, dan tembaga sulfat. Tujuannya adalah untuk mengetahui pengaruh berbagai bahan anti mikroba terhadap viabilitas bakteri dengan hasil pada ekstrak bawang putih adalah 1cm pada kuadrat IV.
Kata kunci : Antimikroba, Antiseptik, senyawa klorin, hipoklorit, dan tembaga sulfat.

PENDAHULUAN
Latar belakang
Pada awalnya antibiotika diisolasi dari mikroorganisme, tetapi sekarang beberapa antibiotika telah didapatkan dari tanaman tinggi atau binatang (Soekardjo, 1995). Suatu zat antibiotik kemoterapeutik yang idealnya hendaknya memiliki sifat-sifat sebagai berikut: harus mempunyai kemampuan untuk merusak atau menghambat mikroorganisme patogen spesifik. Makin besar jumlah dan macam mikroorganisme yang dipengaruhi makin baik. Tidak mengakibatkan berkembangnya bentuk-bentuk resiten parasit. Sehingga memungkinkan mikroba yang biasanya nonpatogenik atau bentuk-bentuk patogenik yang semuladikendalikan oleh flora normal, untuk menimbulkan infeksi baru (Pelczar 1988).
Antibiotika pertama kali ditemukan oleh Alexander Fleming pada tahun 1929, yangsecara kebetulan menemukan suatu zat antibakteri yang sangat efektif yaitu penisilin. Penisilin ini pertama kali dipakai dalam ilmu kedokteran tahun 1939 oleh Chain dan Florey. antbiotik ialah suatu bahan kiia yang dikeluarkan oleh jasadrenik/hasil sintetis semi-sintetis yang mempunyai struktur yang sama dan zat ini dapatmerintangi/memusnahkan jasad renik lainnya (Widjajanti, 1996). Antibiotik yang efektif bagi banyak spesies bakteri, baik kokus, basil maupun spiril,dikatakan mempunyai spektrum luas. Sebaliknya, suatu antibotik yang hanya efektif untuk spesies tertentu, disebut antibiotik yang spektrumnya sempit. Penisilin hanya efektif untuk memberantas terutama jenis kokus, oleh karena itu penisilin dikatakan mempunyai spektrum yang sempit. Tetrasiclin efektif bagi kokus, basil dan jenis spiril tertentu. Oleh karena itutetrasiclin dikatakan mempunyai spectrum luas (Dwidjoseputro, 2003). Burahol (Stelechocarpus burahol) termasuk keluarga Annonaceae. Kebanyakan suku ini mengandung senyawa sitotoksik, antimikroba, dan juga sebagai insektisidz (Kusmiyati 2005). Jenis bahan kimia pembersih dan sanitiser yang digunakan dalam industri pangan harussesuai persyaratan yang ditetapkan. Bahan kimia harus mampu mengendalikan pertumbuhan bakteri (antimikroba). Antibiotika pertama kali ditemukan oleh Alexander Fleming pada tahun 1929, yangsecara kebetulan menemukan suatu zat antibakteri yang sangat efektif yaitu penisilin. Penisilin ini pertama kali dipakai dalam ilmu kedokteran tahun 1939 oleh Chain dan Florey. Sebagianbesar dari antibiotika rumus kimianya telah diketahui dan beberapa di antaranya dapat dibuatsecara sintesis.
Definisi dari senyawa antimikroba adalah senyawa kimia yang dapat menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroba. Antimikroba dapat dikelompokkan menjadi antiseptikdan desinfektan. Antiseptik adalah pembunuh mikroba dengan daya rendah dan biasa digunakanpada kulit, misalnya alkohol dan deterjen. Desinfektan adalah senyawa kimia yang dapatmembunuh mikroba dan biasa digunakan untuk membersihkan meja, lantai, dan peralatan.Contoh desinfektan yang digunakan adalah senyawa klorin, hipoklorit, dan tembaga sulfat.
Bahan kimia yang umum digunakan sebagai pembersih atau sanitiser dalam industrypangan biasanya mengandung klorin sebagai bahan aktifnya. Bahan kimia yang dapat digunakanuntuk menghambat pertumbuhan mikroba disebut bahan pengawet (preservatif) (Afrianto, 2008).Asam benzoat adalah zat pengawet yang sering dipergunakan dalam saos dan sambal. Asambenzoat disebut juga senyawa antimikroba karena tujuan penggunaan zat pengawet ini dalamkedua makanan tersebut untuk mencegah pertumbuhan khamir dan bakteri terutama untuk makanan yang telah dibuka dari kemasannya (Lutfi, 2004).
Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum Uji aktifitas bahan anti mikroba adalah Mengetahui pengaruh berbagai bahan anti mikroba terhadap viabilitas bakteri.

METODOLOGI
Waktu dan tempat
Praktikum Uji aktifitas bahan anti mikroba ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 10 Mei 2013 pukul 15:30 WIB di laboratorium Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Unipersitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Uji aktifitas bahan anti mikroba yaitu sprider, pipet mikron, cawan petri, bunsen. Sedangkan bahan yang digunakan adalah larfis, ekstrak bawang putih, alkohol 70%, kertas saring, dan media TCA.
Prosedur kerja
Prosedur kerja pada praktikum Uji aktifitas bahan anti mikroba  ini adalah yang pertama ambil 1ml biakan bakteri, kemudian simpan pada median TCA dan rata kan dengan batang penyebar, selanjutnya panaskan pinset dan ambil kertas saring, lalu celupkan ke dalam larfis, kemudian simpan pada media agar  bagian tengah  dan panaskan pinset lagi lalu ambil kertas saring kemudian celupkan kedalam extrak kencur yang sudah di campur larfis lalu simpan pada kuadran 2,  3, 4, dan langkah terakhir  tutup media dan simpan.


HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Kelompok      Bahan Anti Mikroba                        Gambar          Diameter        Kuadran
1                      Kulit Manggis                                              0,8 cm                IV
2                      Kencur
                                                                                             0,8 cm
3                      Lengkuas
                                                                                               0,9 cm
4                      Jahe                                                               
                                                                                               0,7 cm
5                      Bawang putih 
                                                                                                1 cm
6                      Alkohol 96%                          
                                                                    
                            0,7 cm                        III
Tabel 1 hasil uji aktifitas bahan anti mikroba
Pembahasan
Bahan antimikroba berfungsi untuk mematikan, merusak, menghambat pertumbuhan dari mikroba. Antimikroba bekerja dengan cara merusak dinding sel atau merusak protein dari mikroba sehingga mikroba tersebut mati. Bahan antimikroba bekerja dengan beberapa mekanisme yaitu membunuh dirinya sendiri, mempertahankan hidupnya, dan melawan bakteri lain (Widjajanti 1996).
Perlakuan aseptik ialah perlakuan yang bertujuan  terbebas dari mikroorganisme. Aseptik diimbangi dengan sterilisasi yang merupakan upaya untuk menghilangkan kontamina mikroorganisme yang menempel pada alat atau bahan yang akan dipergunakan untuk analisa selanjutnya (Jati 2007).
Proses sterilisasi sangat penting dibutuhkan sebelum memulai maupun mengakhiri sebuah pekerjaan di laboratorium. Alkohol 70% yang disemprotkan pada tangan dan meja, bahkan tangan pun sebelumnya harus dicuci dengan sabun terlebih dahulu. Hal tersebut berfungsi untuk membunuh mikroorganisme yang tak diinginkan agar mendapatkan pengukuran yang akurat. Proses pemindahan mikroba secara aseptic sangat membutuhkan ketelitian yang tinggi. Jika tidak, kesalahan dalam teknik sedikit saja akan mempengaruhi semua hasil pengamatan. Oleh karena itu, dalam melakukan pemindahan mikroba dari media yang lama, menuju media yang baru harus mengetahui teknik dan menjaga kesterilan bahan maupun alat yang digunakan (Dwijoseputro 2003).
Data dan hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada kulit manggis 0,8 cm, kencur 0,8 cm, lengkuas 0,9 cm, jahe 0,7 cm, bawang putih 1 cm,  alkohol 96 %         0,7 cm. Hasil yang paling banyak ditemukan pada kelompok 5.

KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah Senyawa antimikroba adalah senyawa kimia yang dapat menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroba. Antimikroba dapat dikelompokkan menjadi antiseptikdan desinfektan. Antiseptik adalah pembunuh mikroba dengan daya rendah dan biasa digunakanpada kulit, misalnya alkohol dan deterjen. Desinfektan adalah senyawa kimia yang dapatmembunuh mikroba dan biasa digunakan untuk membersihkan meja, lantai, dan peralatan. Contoh desinfektan yang digunakan adalah senyawa klorin, hipoklorit, dan tembaga sulfat.
DAFTAR PUSTAKA
Afrianto, Eddy. 2008, Pengawasan Mutu Bahan/Produk Pangan. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.

Dwidjoseputro, 2003. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta:Djambatan.

Kusmiyati, Evi, 2005, Potensi Burahol Sebagai Komoditi Hasil Hutan Bukan Kayu Yang
Terancam Punah, Info Hasil Hutan : Volume 11.No.1

Lutfi, Ahmad, 2004, Kimia Lingkungan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Pelczar, 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi 2. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar