Sabtu, 08 Juni 2013

LAPORAN JARING ARAD

BAB I
PENDAHULUAN
I.1     Latar Belakang
          Jaring Arad merupakan salah satu alat tangkap yang termasuk di dalam klasifikasi jaring trawl, karena ukurannya kecil sehingga disebut juga mini trawl dan bekerjanya di dasar perairan sama seperti trawl-trawl yang lain sehingga disebut small bottom trawl. Pengoperasian jaring arad ini dikhususkan untuk menangkap ikan demersal, karena adanya sistem membuka dan menutupnya mulut jaring karena adanya papan otter (other board) yang dipasang pada bagian depan ujung sayap (wing), otter trawl ini merupakan trawl dasar yang bagian mulutnya tidak kaku karena tidak di pasang beam (Ayodhya, 1981).            Jaring otter trawl (jaring arad) adalah suatu alat yang termasuk ke dalam jenis boat seine. Mengenai bentuk umum daripada jaring arad terdiri dari sepasang sayap atau kaki yang berukuran panjang ± 20 – 30 meter, lebar bagian terujung adalah 1 meter (Mulyono, 1986).
          Menurut Naryo Sadhori (1973), jaring arad adalah jaring yang terdiri dari bagian-bagian kantong, sayap dan mulut dan dilengkapi dengan kayu (danleno) pada sayap tegak dan sebuah palang (beam) mendatar untuk membuat mulut jaring yang terbuka bila ditarik sepanjang dasar perairan. Namun akhir-akhir ini nama arad juga berkembang sejalan dengan perkembangan sejenis jaring pukat yang pengoperasiannya ditarik (pukat tarik) dengan menggunakan perahu atau kapal di dasar perairan.
        Semenjak diberlakukannya Keppres No. 39/1980 tentang penghapusan dan dilarangnya alat tangkap trawl (pukat harimau) baik besar maupun kecil baik yang menyerupainya untuk beroperasi di wilayah pantai Indonesia, maka berbagai jenis alat tangkap pengganti dan alternatif mulai bermunculan dan berkembang di nelayan. Modifikasi jenis alat tangkap ini dilakukan sedemikian rupa sehingga bentuknya menyerupai trawl.

I.2     Tujuan
   Adapun tujuan dari praktikum lapang ini yaitu :
1.      Mengetahui jenis teknologi dan metode penangkapan ikan yang digunakan oleh nelayan di Karangantu
2.    Mengetahui metode penentuan daerah penangkapan ikan yang dilakukan nelayan di Karangantu
3.    Menentukan musim penangkapan ikan di Karangantu
4.    Menghitung tingkat pendapatan nelayan di Karangatu

BAB II
METODOLOGI
II.1    Waktu dan Tempat
Kegiatan praktikum lapang (fieldtrip) Teknologi Penangkapan dan Daerah Penangkapan Ikan ini dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 10 mei sampai dengan hari Minggu, tanggal 12 mei 2013 bertempat di Karangantu.
II.2    Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada kegiatan praktikum lapang (fieldtrip) Teknologi Penangkapan dan Daerah Penangkapan Ikan ini adalah jaring arat dan perahu.
II.3    Prosedur Kerja
Pada kegiatan praktikum lapang (fieldtrip) Teknologi Penangkapan dan Daerah Penangkapan Ikan ini prosedur kerja yang digunakan adalah sebagai berikut. Pertama tentukan daerah penangkapan ikan, setelah itu lakukan setting yaitu tebar jaring, lalu turunkan pemberat (sisi kiri dan sisi kanan), lalu ulur tali untuk menarik jaring arat, dan jalankan kapal, maka jaring akan menyerok hingga dasar perairan. Setelah beberapa waktu (±1 jam) lakukan hauling.
Metode pengoperasian pada arat yaitu dengan cara menyaring ikan-ikan yang ada di perairan. Pengoperasian pukat hela arat dilakukan dengan menghela di belakang perahu yang sedang berjalan. Kelengkapan pukat hela arat yang berupa papan rentang (otter board) digunakan sebagai alat pembuka mulut pukat.
        Metode pengoperasian pukat hela dasar, baik yang dilengkapi dengan papan rentang, palang atau gawang, maupun dengan dua kapal sebagai alat pembuka mulut jaring dihela di belakang kapal, termasuk arat. Posisi pukat menyapu dasar perairan.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
III.1  Hasil
A.      Spesifikasi Alat Tangkap
·         Nama                       : Jaring Arad  
·         Bahan                      : PE
·         Harga / unit             : Rp. 750.000
·         Dimensia                        : P= 10m     L= 3m   Kedalaman= 67m
·         Detail Kontruksi     : Konstruksi jaring arat memberikan informasi teknis berupa komponen dan material yang terdapat dari setiap bagian arat. Komponen utama dari jaring arat antara lain terdiri dari sayap/kaki jaring (wing), medan jaring atas (square), badan jaring (body), kantong jaring (cod end), tali temali (tali ris atas, tali ris bawah, tali selambar, tali cabang, tali pelampung, dan tali pemberat), pemberat (sinker), pelampung (float).
·         Umur teknis                        : 1 tahun
·         Gambar

B.     Armada Penangkapan
·         Nama kapal            : Sri Berkah
·         Ukuran                   : LOA= 8m   L= 7,5m   T= 1,5m
·         Bahan                     : Kayu jati
·         Harga                     : Rp 20.000.000-25.000.000
·         Umur teknis           : 30-40 tahun
·         Mesin utama           : ukuran 16      Merk : Tianli            Harga : Rp 4.000.000
·         Mesin bantu           : ukuran 16      Merk : Dompleng    Harga : Rp.4.000.000

C.      Metode Operasi
·         Jumlah trip/bulan                             : 25 hari
·         Jumlah setting/hauling per hari       : 4-5 kali
·         Jumlah ABK                                   : 1 orang
·         Deskripsi metode operasi :
·         Metode pengoperasian pada arat yaitu dengan cara menyaring ikan-ikan yang ada di perairan. Pengoperasian pukat hela arat dilakukan dengan menghela di belakang perahu yang sedang berjalan. Kelengkapan pukat hela arat yang berupa papan rentang (otter board) digunakan sebagai alat pembuka mulut pukat.

D.      Alat Bantu Penangkapan
·         Jenis alat bantu        : Jaring rajungan
·         Jumlah                     : 8
·         Harga                      : 1 plastik/Rp.250.000
E.      Hasil Tangkapan Dominan / Trip
No
Spesies
Berat (kg )
Harga (kg)

Udang putih
Rajungan
Cumi-cumi
2 kg
Rp. 90.000
Rp. 22.000/kg
Rp. 12.000/kg

Rata-rata hasil tangkapan
·         Saat Paceklik             : 7 kg
·         Saat Puncak              : 20 kg

Kondisi hasil tangkapan
·         Segar                         : 5 kg
·         Sebagian rusak          : 2 kg
·         Rusak                        : 1 kg
F.      Daerah dan Musim Penangkapan
·         Daerah penangkapan          : Perairan Karangantu
·         Lama menuju DPI              : 2 jam
·         Bagaimana proses penentuan DPI ? langsung mengeruk ke dasar perairan.

Musim Penangkapan
No
Musim
Bulan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
2
3
Puncak
Sedang
Paceklik








ΓΌ   



















G.     Analisis Ekonomi
          Pendapatan
·           Penjualan hasil tangkapan/trip            : Rp.150.000-500.000
·           Sistem pemasaran                                : Tengkulak

Pengeluaran
·           Solar 20 liter                Rp.100.000
·           Es ¼ balok

III.2  Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan secara langsung dengan spesifikasi alat tangkap jaring arat berbahan PE dengan kisaran harga/unit berkisar Rp.750.000 dengan panjang 10m, lebar 3m dan kedalaman 67m. Detail kontruksi untuk alat tangkap arat dioperasikan dengan cara menebar lalu turunkan pemberat, lalu perahu dijaalankan. Adapun bagian-bagian arat meliputi : pemberat, bagian ujung jaring seperti kantong dan tali penarik jaring. Umur teknis alat tangkap ini sekitar 1 tahun.
Kapal yang digunakan bernama kapal Sri Berkah dengan ukuran LOA : 8m, L: 7,5m  dan T: 1,5m berbahan kayu jati dan harganya berkisar antara Rp. 20.000.000-25.000.000, dengan umur teknis 30-40 tahun, mesin utama yang dipakai berukuran 16 dengan merk Tianli dan harga mesin Rp.4.000.000 serta mesin bantu yang dipakai berukuran 16 dengan merk Dompleng dan harganya berkisar Rp.4.000.000.
Jumlah trip/bulan kurang lebih 25 hari tebar selama 1 bulan dan jumlah setting/hauling per hari 4-5 kali, jumlah ABK berjumlah hanya 1 orang saja cara pengoperasiannya yaitu pertama-tama tebar jaring, lalu turunkan pemberat, kemudian turunkan tali untuk menarik jaring arat terakhir jalankan kapal. Alat bantu yang digunakan pada alat tangkap ini yaitu jaring rajungan dengan jumlah 8 dan harga berkisar Rp.230.000/ 1 plastik.
Hasil tangkapan dominan/ trip yaitu udang putih dengan berat 2 kg seharga Rp.90.000 sedangkan rajungan seharga Rp.22.000/kg dan cumi-cumi seharga Rp.12.000/kg. Rata-rata untuk hasil tangkapan pada saat musim paceklik 7 kg dan pada saat musim puncak 20 kg. Kondisi hasil tangkapan untuk ikan segar 5 kg, sebagian rusak 2 kg dan rusak 1 kg. Untuk menuju kedaerah penangkapan ikan lamanya sekitar 2 jam, musim penangkapan pada saat puncak yaitu pada bulan januari dan februari, pada saat sedang pada bulan maret dan april sedangkan musim paceklik pada bulan mei, juni dan juli. Penjualan hasil tangkapan/trip yaitu Rp.150.000-500.000 dengan sistem pemasaran kepada tengkulak. Untuk pengeluaran bahan bakar solar 20 liter seaharga Rp.100.000 dan es ¼ balok.

BAB IV
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat di ambil dari hasil praktikum lapang (fieldtrip) teknologi penangkapan ikan dan daerah penangkapan ikan dapat disimpulkan bahwa jaring arat merupakan salah satu alat tangkap yang termasuk di dalam klasifikasi jaring trawl, karena ukurannya kecil sehingga disebut juga mini trawl dan bekerjanya di dasar perairan sama seperti trawl-trawl yang lain sehingga disebut small bottom trawl.
            Pada jarring arat, jenis teknologi dan metode penangkapan yang digunakan adalah dengan cara menyaring ikan-ikan yang ada di perairan. Dalam penentuan daerah penangkapan ikan adalah dengan cara berdasarkan warna perairan atau buih-buih yang terdapat pada permukaan perairan, atau berdasarkan pengalaman (insting). Musim penangkapan ikan di Karangantu ditentukan dari tiga musim, yaitu musim puncak (januari-februari), musim sedang (maret-april), dan musim paceklik (mei-juni).  Tingkat pendapatan nelayan di Karangantu bisa mencapai hingga Rp. 500.000,- per/hari pada musim puncak. Biasanya nelayan langsung menjual hasil tangkapannya ke tengkulak.

DAFTAR PUSTAKA


pipp.kkp.2011.alat_tangkap.http://www.pipp.kkp.go.id. (20/05/2013)