Minggu, 31 Maret 2013

PENGUJIAN FORMALIN PADA IKAN ASIN DI DAERAH PROVINSI BANTEN


PENGUJIAN FORMALIN PADA IKAN ASIN DI DAERAH PROVINSI BANTEN

ALAN SUPARTA
4443112081

Praktikum Biokimia Hasil Perairan

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Menganalisis dan mengidentifikasi kandungan produk ikan asin kering di provinsi Banten. 2) Mengetahui tingkat kepekaan kandungan larutan  formalin pada ikan asin. Metode yang digunakan dalam pengujian formalin pada ikan asin secara kualitatif menggunakan antilin. Proses penelitian dengan mengumpulkan sampel di berbagai daerah di provinsi Banten. Data/sampel produk ikan asin dianalisis secara acak pada setiap kelompok untuk menguji kandungan formalin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan pengujian laboratorium ikan yang mengandung larutan formalin bahwa  dari ke-6 sampel yang dibeli secara acak,di nyatakan bahwa 4 sampel terdeteksi mengandung zat formalin dan 2 diantaranya tidak terdeteksi adanya zat formalin. Untuk uji formalin sampel Karangantu ikan semar positif 3 ; Keronjo ikan pari positif 4 ; Keronjo ikan pepetek positif 1 ; Labuan ikan gabus positif 2 ; Panimbang ikan pepetek negative ; Panimbang kurisi negative.
Kata kunci : antilin, formalin, ikan asin

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ikan Asin Kering adalah bahan makanan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.  Ikan Asin Kering mengandung energi sebesar 193 kilokalori, protein 42 gram, karbohidrat 0 gram, lemak 1,5 gram, kalsium 200 miligram, fosfor 300 miligram, dan zat besi 3 miligram.  Selain itu di dalam Ikan Asin Kering juga terkandung vitamin A sebanyak 0 IU, vitamin B1 0,01 miligram dan vitamin C 0 miligram.  Hasil tersebut didapat dari melakukan penelitian terhadap 100 gram Ikan Asin Kering, dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak 70 %. Pemberian bahan tambahan pangan terkadang dilakukan agar kualitas fisik makanan terlihat baik. Bahan tambahan pangan seperti zat pewarna, pengeras, penyedap  penguat rasa, dan pengawet banyak diberikan tanpa memikirkan dampak yang akan dialami konsumen yang menkonsumsinya. Bahan tambahan yang biasa digunakan adalah boraks dan formalin.
Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk. Didalam formalin mengandung sekitar 37 persen formaldehid dalam air, biasanya ditambah methanol hingga 15 persen sebagai pengawet. Formalin dikenal sebagai bahan pembunuh hama (desinfektan) dan banyak digunakan dalam industri. Nama lain dari formalin adalah Formol, Methylene aldehyde, Paraforin, Morbicid, Oxomethane, Polyoxymethylene glycols, Methanal, Formoform, Superlysoform, Formaldehyde, dan Formalith. ( Astawan, Made, 2006 ). Berat Molekul Formalin adalah 30,03 dengan Rumus Molekul HCOH. Karena kecilnya molekul ini memudahkan absorpsi dan distribusinya ke dalam sel tubuh. Gugus karbonil yang dimilikinya sangat aktif, dapat bereaksi dengan gugus –NH2 dari protein yang ada pada tubuh membentuk senyawa yang mengendap (Harmita, 2006).
Penyalahgunaan untuk keperluan lain seperti pengawetan makanan yang sangat tidak baik apabila dikonsumsi oleh tubuh manusia salahsatunya pada pengawetan ikan asin. Formalin sangat berbahaya jika dihirup, mengenai kulit dan tertelan. Jika dikonsumsi dalam jangka panjang maka formadehid dapat merusak hati, ginjal, limpa, pankreas ,dll.
Tujuan
Menganalisis dan mengidentifikasi kandungan produk ikan asin kering di provinsi Banten dan Mengetahui tingkat kepekaan kandungan larutan  formalin pada ikan asin.
.
METODOLOGI
Waktu dan Tempat
Pengujian formalin pada ikan asin ini dilaksanankan pada hari Kamis pukul 08.00 WIB. tanggal 14 Maret 2013 di Laboratorium Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang, Banten.
Alat dan Bahan
            Pengujian formalin pada ikan asin ini menggunakan alat-alat seperti: Timbangan digital, pisau, talenan, cobet/ulekan, penyaring halus, pipet tetes, tabung erlenmayer dan 2 tabung reaksi. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan seperti: sampel ikan asin 10 gram, air panas 20 ml, dan antilin AL.A dan AL.B.
Metode Praktikum
            Metode yang digunakan dalam pengujian formalin pada ikan asin secara kualitatif menggunakan antilin. Langkah awal sediakan sampel ikan asin sebanyak 10 gram dalam bentuk halus. Lalu tambahkan air panas sebanyak 20 ml kemudian homogenkan menggunakan tabung erlenmayer. Setelah itu saring sampel hingga mendapatkan cairan ekstraknya. Tahap berikutnya, ambil cairan ekstrak sebanyak 5 ml menggunakan pipet tetes dan pindahkan ke dalam tabung reaksi. Lakukan ha tersebut sebanyak 2 kali, karena tabung reaksi pertama untuk uji coba, dan tabung reaksi kedua untuk kontrol. Setelah itu, teteskan AL.A 4 tetes dan AL.B 4 tetes ke dalam tabung reaksi uji coba. Kemudian, homogenkan dan tunggu hingga 10 menit lalu bandingkan dengan tabung reaksi kontrol. Bila sampel positif mengandung formalin, maka akan berubah warna menjadi ungu dan semakin tinggi kandungan formalinnya maka semakin pekat warna unggu yang akan timbul dari sampel tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
No.
Sampel
Jenis Ikan Asin
Kandungan Formalin
1
Karangantu
Pepetek
+++
2
Kronjo
Pepetek
+
3
Kronjo
Pari
++++
4
Labuan
Gabus
++
5
Panimbang
Pepetek
_
6
Panimbang
Kurisi
_
Keterangan:
+          = Positif 1
++        = Positif 2
+++     = Positif 3
++++   = Positif 4

Pembahasan
Dari hasil uji kandungan formalin pada ikan asin yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa  dari ke-6 sampel yang dibeli secara acak,di nyatakan bahwa 4 sampel terdeteksi mengandung zat formalin dan 2 diantaranya tidak terdeteksi adanya zat formalin. Serta dari data diatas, dapat dilihat dalam penggunaan formalin yang paling banyak terdapat pada ikan asin pari dari daerah Kronjo dengan warna dari larutannya ungu pekat,sehingga dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa ikan asin tersebut mengandung zat formalin yang sangat tinggi dan untuk daerah karangantu mencapai positf 3 serta daerah Labuan mencapai positif 1. Sedangkan untuk ikan asin pepetek dan kurisi yang berasal dari daerah panimbang menunjukkan tidak adanya zat formalin yang terkandung.


KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
            Dari data yang didapat pada penelitian pengujian formalin pada ikan asin di provinsi Banten dapat di simpulkan bahwa hampir 66,6 % ikan asin di provinsi Banten sudah mengandung formalin mulai dari positif 1 sampai positif 4, ini terbukti dengan adanya penelitian dengan menggunakan antelin AL.A dan AL.B
Saran
Diharapkan kepada praktikan agar lebih teliti dalam melakukan prosedur kerja sekaligus perhitungan dari tiap-tiap parameter pengukuran yang dilakukan sehingga nantinya akan didapatkan hasil yang optimal.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Ikan Asin. http://id.wikipedia.org/wiki/Ikan_asin ( 23 Maret 2013)
F.G. winarno, 2002, Kimia Pangan Dan Gizi, karya nusa, Bandung.
 Hamdani, S. Formalin. http://catatankimia.com/catatan/formalin.html (23Maret 2013)
Rinto, Arafah, Elmeizi, Utama, B S.
Suwetja, I.K., 2011, Biokimia Hasil Perikanan, Media Prima Akasara, Jakarta.
http://pipit.wordpress.com/2005/12/30/ciri-ciri-makanan-yang-mengandung-formalin/
(Di akses 27-03-2013, 23.00)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar