Minggu, 03 Juni 2012

LAPORAN AVERTEBRATA PERAIRAN


BAB 1
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
            Posisi mahasiswa perikanan sebagai mahasiswa yang berlingkup di bidang ilmu pengetahuan tentang penerapan ilmu yang di harapkan mampu memahami bukan hanya tentang hewan vertebrata melainkan juga tentang avertebrata perairan berserta aspek kehidupannya, Vertebrata adalah istilah untuk hewan yang bertulang belakang, sedangkan avertebrata adalah istilah untuk hewan yang tidak bertulang belakang. Hewan avertebrata terdiri dari 2 golongan, yaitu protozoa dan metazoa. Protozoa adalah hewan bersel satu, sedangkan metazoan adalah hewan bersel banyak. Metazoa yang selnya tidak berdinding sel dan tidak berklorofil digolongkan dalam kingdom Animalia, meliputi : Porifera, coelenterata, ctenophore, plathyhelminthes, nemathelminthes, annelid, mollusca, arthropoda, echinodermata, dan chordata.
            Orientasi praktikum avertebrata perairan dimaksudkan sebagai salah satu disiplin ilmu yang mempelajari aspek dalam bidang perikanan.Terkait dengan praktikum avertebrata perairan yang dilaksanakan di labotarium TPH Perikanan yang sangat memberikan pengetahuan baru mengenai hewan – hewan avertbrata perairan dimana para praktikan bisa melihat, meraba, dan menggambarkan secara langsung dari preparat yang ada dilabotarium.

I.2 Tujuan
            Adapun tujuan dilaksanakannya praktikum avertebrata perairan ini agar mahasiswa dapat mengetahui ciri-ciri, siklus hidup, anatomi avertebrata perairan dan manfaatnya dalam kehidupan. Laporan ini juga di susun untuk memenuhi tugas akhir praktikum avertebrata perairan.





I.3 Manfaat
            Adapun manfaat dilaksanakannya praktikum avertebrata perairan ini adalah agar mahasiswa dapat menmanfaatkan hewan – hewan avertebrata perairan untuk konsumsi manusia, untuk pakan ikan atau hewan laut lainnya, makanan bagi beberapa ikan karnivor, untuk pakan burung dan mamalia, untuk bahan kerajinan tangan, dan masih banyak lagi manfaatnya.

         
BAB 2
FILUM PROTOZOA

2.1 Morfologi
            Ukuran protozoa bervariasi, yaitu mulai kurang dari 10 mikron dan ada yang mencapai 6 mm, meskipun jarang. Protozoa bersel tunggal serta mempunyai organisasi sel yang sederhana. Beberapa jenis protozoa memiliki inti lebih dari satu. Alat geraknya ada yang berupa kaki semu (pseudopodium), bulu cambuk (flagella), bulu getar (sillia). Beberapa jenis aa yang bercangkang.
            Di perairan, protozoa adalah penyusun zooplankton. Makanan protozoa meliputi bakteri, jenis protista lain, atau detritus. Protozoa hidup berkoloni atau soliter. Cara hidupnya ada yang parasit, saprofit, dan hidup bebas.

2.2 Fisiologi
            Membran sel atau membrane plasma berfungsi melindungi protoplasma. Sitoplasma di bedakan atas ektoplasma (tidak bergranula) dan endoplasma (bergranula). Inti sel (nucleus) berfungsi mengatur seluruh kegiatan yang belangsung di dalam sel, vakuola kontraktil berfungsi sebagai orga ekskresi sisa makanan.Vakuola kontraktil juga menjaga agar tekanan osmosis sel selalu lebih tinggi dari tekanan osmosis di sekitarnya. Vakuola makanan berfungsi sebagai alat pencernaan makanan. Makanan yang tidak dicerna akan dikeluarkan melalui rongga berdenyut.

2.3 Reproduksi
            Reproduksi aseksual (vegetative) pada kebanyakan protozoa adalah dengan membelah diri. Namun, adapula jenis protozoa tertentu yang bereproduksi secara konjugasi, yaitu perpaduan antara 2 individu yang belum dapat di bedakan jenis kelaminnya.




2.4 Manfaat
            Bermanfaat untuk pakan ikan atau avertebrata lain, ada juga yang hidup pada organism lain yang menguntungkan organism itu, Ada juga yang dapat befotosintesis sehingga dapat menghasilkan oksigen dalam air.

2.5 Preparat Praktikum
2.5.1 Gambar dan Klasifikasi
a. Gambar Euglena sp.














Klasifikasi
Kingdom         : Protozoa
Phylum            :  Euglenozoa
Class                : Euglenida
Ordo                : Eulenales
Family             : Euglenaceae
Genus              : Euglena
Spesies            : Euglena sp.

b. Gambar  Amoeba sp.



















Klasifikasi
Kingdom         : Protista
Phylum            : Sarcodinata
Class                : Labusea
Ordo                : Euamoebae
Family             : Amoebidae
Genus              : Amoeba
Spesies            : Amoeba sp.

c. Gambar Tricodina sp.



















Klasifikasi
Phylum            : Protozoa
Class                : Ciliata
Ordo                : Peritrichida
Family             : Rhichodinidae
Genus              : Trichodina
Spesies            : Trichodina sp.

d. Gambar Nocticula scintillans



















Klasifikasi
Kingdom         : Chromaveolata
Phylum            : Dinoflagellata
Class                : Noctiluclphyceae
Ordo                : Noctilucales
Family             : Noctilucaceae
Genus              : Nocticula
Spesies            : Nocticula scintillans

e. Gambar Paramecium sp.



















Klasifikasi
Kingdom         : Protista
Phylum            : Ciliophora
Class                : ciliatea
Ordo                : Peniculida
Family             : Parameaidae
Genus              : paramecium
Spesies            : Paramecium sp.

2.5.2 Peranan Dalam Perairan
·         Pengurai jasad – jasad yang yang mati (hewan / tumbuhan),
·         Indikator pencemaran lingkungan,
·         Sumber penyakit,
·         Penyambung rantai makanan dari mahluk hidup yang lebih rendah (bakteri) dengan fitoplankton.


BAB 3
FILUM PORIFERA dan COELENTERATA

Filum Porifera

3.1 Morfologi
            Bentuk tubuh hewan ini bermacam-macam, ada yang seperti jambangan, piala, terompet, dan ada yang bercabang-cabang seperti tumbuhan. Tubuhnya melekat pada dasar perairan dan ada yang berwarna dan ada yang tidak. Pada bagian tengah tubuhnya terdapat ruangan yang di sebut spongosol yang merupakan saluran air. Pada ujung atas ruang tersebut terdapat lubang besar yang disebut oskulum.

3.2 Fisiologi
            Sistem pencernaan makanan berlangsung secara intraseluler. Sistem sirkulasi air di bedakan 3 tipe yaitu, ascon, sycon, leucon. Air dan makanan yang larut di dalamnya di ambil oleh hewan tersebut masuk melalui lubang ostium, kemudian masuk ke dalam rongga tubuh. Setelah makanan diserap air yang berlebihan di keluarkan melalui oskulum. Terdapat sel yang bentuknya khusus (koanosit) yang memiliki nucleus, vakuola dan flagel pencernaannya intrasel di dalam sel).

3.3 Reproduksi
            Berlangsung secara aseksual dan seksual atau monogoni dan amphigoni. Secara aseksual yaitu pembentukan kuncup dan pembentukan butir benih yang disebut gemula atau kuncup dalam. Secara seksual terjadi melalui persatuan sperma dan ovum.

3.4 Manfaat
            Spongia dan hipospongia dapat di gunakan sebagai spons mandi. Zat kimia yang dihasilkan dapat di gunakan untuk pengobatan kanker.

3.5 Preparat Praktikum
3.5.1 Gambar dan Klasifikasi

Gambar Spongia sp.












Klasifikasi
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Porifera
Class                : Demospongiae
Ordo                : Dictyoceratida
Family             : Spongidae
Genus              : Spongira
Spesies            : Spongia sp.

3.5.2 Peranan dalam Perairan
·         Sebagai pemakan bakteri dan partikel makanan lainnya di air
·         Lebih banyak menghasilkan makanan dan oksigen dari yang mereka konsumsi.
·         Sebagai sarana kamuflase bagi beberapa hewan laut.
Filum Coelenterata

3.1 Morfologi
            Memiliki satu rongga di tengah tubuhnya yang berfungsi seperti usus pada hewan tingkat tinggi. Rongga itu disebut rongga gastrovaskuler. Tubuhnya berbentuk simetri radial dan terdapat tentakel di sekitar mulut untuk menangkap dan memasukkan makanan ke dalam tubuh. Tentakel dilengkapi dengan knidoblas yang mengandung racun sengat nematokis.

3.2 Fisiologi
            Sistem respirasi dan ekskresi dilakukan secara difusi. Sistem saraf disebut susunan saraf difus. Makanan nya antara lain berupa udang-udangan tingkat rendah dan larva insekta. Makanan tersebut ditangkap dengan tentakel-tentakel nya kemudian dimasukkan ke dalam mulutnya dan diteruskan kedalam ronga gastrovaskuler.

3.3 Reproduksi
            Secara seksual terjadi dengan pembuahan sel telur oleh spermatozoid. Reproduksi aseksualnya dengan membuat kuncup yang bentuknya juga menyerupai Hydra dewasa pada sisi samping tubuh, dapat juga dilepaskan dan tumbuh menjadi individu baru pada tempat yang lain.

3.4 Manfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar