BAB
I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Jaring Arad merupakan salah satu
alat tangkap yang termasuk di dalam klasifikasi jaring trawl, karena
ukurannya kecil sehingga disebut juga mini trawl dan
bekerjanya di dasar perairan sama seperti trawl-trawl yang lain sehingga
disebut small bottom trawl. Pengoperasian jaring arad ini dikhususkan
untuk menangkap ikan demersal, karena adanya sistem membuka dan menutupnya
mulut jaring karena adanya papan otter (other board) yang dipasang pada
bagian depan ujung sayap (wing), otter trawl ini merupakan trawl
dasar yang bagian mulutnya tidak kaku karena tidak di pasang beam
(Ayodhya, 1981). Jaring otter
trawl (jaring arad) adalah suatu alat yang termasuk ke dalam jenis boat
seine. Mengenai bentuk umum daripada jaring arad terdiri dari sepasang
sayap atau kaki yang berukuran panjang ± 20 – 30 meter, lebar bagian terujung
adalah 1 meter (Mulyono, 1986).
Menurut Naryo Sadhori (1973), jaring
arad adalah jaring yang terdiri dari bagian-bagian kantong, sayap dan mulut dan
dilengkapi dengan kayu (danleno) pada sayap tegak dan sebuah palang (beam)
mendatar untuk membuat mulut jaring yang terbuka bila ditarik sepanjang dasar
perairan. Namun akhir-akhir ini nama arad juga berkembang sejalan dengan
perkembangan sejenis jaring pukat yang pengoperasiannya ditarik (pukat tarik)
dengan menggunakan perahu atau kapal di dasar perairan.
Semenjak diberlakukannya Keppres No. 39/1980 tentang penghapusan dan
dilarangnya alat tangkap trawl (pukat harimau) baik besar maupun kecil baik
yang menyerupainya untuk beroperasi di wilayah pantai Indonesia, maka berbagai
jenis alat tangkap pengganti dan alternatif mulai bermunculan dan berkembang di
nelayan. Modifikasi jenis alat tangkap ini dilakukan sedemikian rupa sehingga
bentuknya menyerupai trawl.
I.2 Tujuan
Adapun
tujuan dari praktikum lapang ini yaitu
:
1. Mengetahui
jenis teknologi dan metode penangkapan ikan yang digunakan oleh nelayan di
Karangantu
2. Mengetahui
metode penentuan daerah penangkapan ikan yang dilakukan nelayan di Karangantu
3. Menentukan
musim penangkapan ikan di Karangantu
4.
Menghitung tingkat pendapatan
nelayan di Karangatu
BAB II
METODOLOGI
II.1 Waktu dan Tempat
Kegiatan
praktikum lapang (fieldtrip) Teknologi Penangkapan dan Daerah Penangkapan Ikan
ini dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 10 mei sampai dengan hari Minggu,
tanggal 12 mei 2013 bertempat di Karangantu.
II.2 Alat dan Bahan
Adapun
alat dan bahan yang digunakan pada kegiatan praktikum lapang (fieldtrip)
Teknologi Penangkapan dan Daerah Penangkapan Ikan ini adalah jaring arat dan
perahu.
II.3 Prosedur Kerja
Pada kegiatan praktikum
lapang (fieldtrip) Teknologi Penangkapan dan Daerah Penangkapan Ikan ini
prosedur kerja yang digunakan adalah sebagai berikut. Pertama tentukan daerah
penangkapan ikan, setelah itu lakukan setting yaitu tebar jaring, lalu turunkan
pemberat (sisi kiri dan sisi kanan), lalu ulur tali untuk menarik jaring arat,
dan jalankan kapal, maka jaring akan menyerok hingga dasar perairan. Setelah beberapa
waktu (±1 jam) lakukan hauling.
Metode pengoperasian pada arat yaitu
dengan cara menyaring ikan-ikan yang ada di perairan. Pengoperasian pukat hela
arat dilakukan dengan menghela di belakang perahu yang sedang berjalan. Kelengkapan
pukat hela arat yang berupa papan rentang (otter board) digunakan
sebagai alat pembuka mulut pukat.
Metode pengoperasian pukat hela dasar, baik yang dilengkapi dengan papan
rentang, palang atau gawang, maupun dengan dua kapal sebagai alat pembuka mulut
jaring dihela di belakang kapal, termasuk arat. Posisi pukat menyapu dasar
perairan.
BAB III
HASIL DAN
PEMBAHASAN
III.1 Hasil
A. Spesifikasi Alat Tangkap
·
Nama : Jaring Arad
·
Bahan : PE
·
Harga / unit : Rp. 750.000
·
Dimensia : P= 10m L= 3m
Kedalaman= 67m
·
Detail Kontruksi : Konstruksi jaring arat memberikan
informasi teknis berupa komponen dan material yang terdapat dari setiap bagian
arat. Komponen utama dari jaring arat antara lain terdiri dari
sayap/kaki jaring (wing), medan jaring atas (square), badan
jaring (body), kantong jaring (cod end), tali temali (tali ris
atas, tali ris bawah, tali selambar, tali cabang, tali pelampung, dan tali
pemberat), pemberat (sinker), pelampung (float).
·
Umur teknis :
1 tahun
·
Gambar

B. Armada
Penangkapan
·
Nama kapal : Sri Berkah
·
Ukuran : LOA= 8m L= 7,5m
T= 1,5m
·
Bahan : Kayu jati
·
Harga : Rp 20.000.000-25.000.000
·
Umur teknis : 30-40 tahun
·
Mesin utama : ukuran 16 Merk : Tianli Harga : Rp 4.000.000
·
Mesin bantu : ukuran 16 Merk : Dompleng Harga : Rp.4.000.000
C. Metode Operasi
·
Jumlah trip/bulan : 25 hari
·
Jumlah setting/hauling
per hari : 4-5 kali
·
Jumlah ABK : 1 orang
·
Deskripsi metode
operasi :
·
Metode pengoperasian pada arat yaitu dengan cara menyaring ikan-ikan yang ada di perairan. Pengoperasian
pukat hela arat dilakukan dengan menghela di
belakang perahu yang sedang berjalan. Kelengkapan
pukat hela arat yang berupa papan rentang (otter
board) digunakan sebagai alat pembuka mulut pukat.
D.
Alat Bantu Penangkapan
·
Jenis alat bantu : Jaring rajungan
·
Jumlah : 8
·
Harga : 1 plastik/Rp.250.000
E.
Hasil Tangkapan Dominan / Trip
No
|
Spesies
|
Berat (kg )
|
Harga (kg)
|
Udang putih
Rajungan
Cumi-cumi
|
2 kg
|
Rp. 90.000
Rp. 22.000/kg
Rp. 12.000/kg
|
Rata-rata
hasil tangkapan
·
Saat Paceklik : 7 kg
·
Saat Puncak : 20 kg
Kondisi hasil tangkapan
·
Segar : 5 kg
·
Sebagian rusak : 2 kg
·
Rusak : 1 kg
F. Daerah dan Musim
Penangkapan
·
Daerah
penangkapan : Perairan Karangantu
·
Lama menuju DPI : 2 jam
·
Bagaimana proses
penentuan DPI ? langsung
mengeruk ke dasar perairan.
Musim
Penangkapan
No
|
Musim
|
Bulan
|
|||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
||
1
2
3
|
Puncak
Sedang
Paceklik
|
√
|
√
|
√
|
√
|
||||||||
ü
|
√
|
√
|
|||||||||||
√
|
√
|
√
|
G. Analisis Ekonomi
Pendapatan
·
Penjualan hasil
tangkapan/trip : Rp.150.000-500.000
·
Sistem pemasaran : Tengkulak
Pengeluaran
·
Solar 20 liter Rp.100.000
·
Es ¼ balok
III.2 Pembahasan
Berdasarkan
penelitian yang dilakukan secara langsung dengan spesifikasi alat tangkap
jaring arat berbahan PE dengan kisaran harga/unit berkisar Rp.750.000 dengan
panjang 10m, lebar 3m dan kedalaman 67m. Detail kontruksi untuk alat tangkap
arat dioperasikan dengan cara menebar lalu turunkan pemberat, lalu perahu
dijaalankan. Adapun bagian-bagian arat meliputi : pemberat, bagian ujung jaring
seperti kantong dan tali penarik jaring. Umur teknis alat tangkap ini sekitar 1
tahun.
Kapal
yang digunakan bernama kapal Sri Berkah dengan ukuran LOA : 8m, L: 7,5m dan T: 1,5m berbahan kayu jati dan harganya
berkisar antara Rp. 20.000.000-25.000.000, dengan umur teknis 30-40 tahun,
mesin utama yang dipakai berukuran 16 dengan merk Tianli dan harga mesin
Rp.4.000.000 serta mesin bantu yang dipakai berukuran 16 dengan merk Dompleng
dan harganya berkisar Rp.4.000.000.
Jumlah
trip/bulan kurang lebih 25 hari tebar selama 1 bulan dan jumlah setting/hauling
per hari 4-5 kali, jumlah ABK berjumlah hanya 1 orang saja cara
pengoperasiannya yaitu pertama-tama tebar jaring, lalu turunkan pemberat,
kemudian turunkan tali untuk menarik jaring arat terakhir jalankan kapal. Alat
bantu yang digunakan pada alat tangkap ini yaitu jaring rajungan dengan jumlah
8 dan harga berkisar Rp.230.000/ 1 plastik.
Hasil
tangkapan dominan/ trip yaitu udang putih dengan berat 2 kg seharga Rp.90.000
sedangkan rajungan seharga Rp.22.000/kg dan cumi-cumi seharga Rp.12.000/kg.
Rata-rata untuk hasil tangkapan pada saat musim paceklik 7 kg dan pada saat
musim puncak 20 kg. Kondisi hasil tangkapan untuk ikan segar 5 kg, sebagian
rusak 2 kg dan rusak 1 kg. Untuk menuju kedaerah penangkapan ikan lamanya
sekitar 2 jam, musim penangkapan pada saat puncak yaitu pada bulan januari dan
februari, pada saat sedang pada bulan maret dan april sedangkan musim paceklik
pada bulan mei, juni dan juli. Penjualan hasil tangkapan/trip yaitu
Rp.150.000-500.000 dengan sistem pemasaran kepada tengkulak. Untuk pengeluaran
bahan bakar solar 20 liter seaharga Rp.100.000 dan es ¼ balok.
BAB IV
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang
dapat di ambil dari hasil praktikum lapang (fieldtrip) teknologi
penangkapan ikan dan daerah penangkapan ikan dapat disimpulkan bahwa jaring
arat merupakan salah satu alat tangkap yang termasuk di dalam klasifikasi
jaring trawl, karena ukurannya kecil sehingga disebut juga mini trawl dan bekerjanya di dasar perairan
sama seperti trawl-trawl yang lain sehingga disebut small bottom
trawl.
Pada jarring arat, jenis teknologi
dan metode penangkapan yang digunakan adalah dengan cara menyaring ikan-ikan
yang ada di perairan. Dalam penentuan daerah penangkapan ikan adalah dengan
cara berdasarkan warna perairan atau buih-buih yang terdapat pada permukaan
perairan, atau berdasarkan pengalaman (insting). Musim penangkapan ikan di
Karangantu ditentukan dari tiga musim, yaitu musim puncak (januari-februari),
musim sedang (maret-april), dan musim paceklik (mei-juni). Tingkat pendapatan nelayan di Karangantu bisa
mencapai hingga Rp. 500.000,- per/hari pada musim puncak. Biasanya nelayan
langsung menjual hasil tangkapannya ke tengkulak.
DAFTAR PUSTAKA
pipp.kkp.2011.alat_tangkap.http://www.pipp.kkp.go.id.
(20/05/2013)