Jumat, 15 Februari 2013

Zooxanthellae Bersimbiosis Dengan Terumbu Karang


Kenapa Zooxanthellae bersimbiosis dengan terumbu karang ?
Zooxanthellae (Yunani : Alga hewan kuning cokat) adalah sebuah istilah yang merujuk pada sekelompok dinoflagellata yang berasal dari perubahan evolusi yang berbeda yang terjadi dalam simbiosis dengan invertebrata laut.
1. Dinoflagellata
Dinoflagellata adalah organisme aneh dan kelompok organisme yang menakjubkan: beberapa anggotanya 10 adalah autothrophik (memperoleh sumber energi dari cahaya matahari dan membentuk karbon organic melalui proses fotosintesis. Sementara yang lainnya adalah organism heterotrop yang mendapatkan sumber energi dari bahan organic melalui pemangsaan terhadap organisme lain (Anonimus, 2010 a; Barnes, 1987).
Diyakini bahwa seluruh zooxanthella memiliki spesies yang sama, Symbiodinium microadriaticum (Rowan dan Powers, 1991). Namun akhir-akhir ini zooxanthella berbagai macam coral telah ditemukan tidak kurang dari 10 taxa alga (Anonimus, 2010 b), sedangkan menurut Anonimus (2010 a) setidaknya 17 taxa alga. Dinoflagellata fotosintetik memiliki pigmen unik (diadinoxanthin, peridinin) dan enzim fotosintetik.

2. Single cell / unicellular
Zooxnthella tidak hanya di temukan dalam bentuk satu sel (singular) namun juga dalam bentuk banyak sel/lebih dari satu sel (prural) disebut juga zooxanthellae. Konsentrasi pada tubuh koral dari alga ber-sel tunggal ( Zooxanthellae ) ini bisa mencapai 30.000 per milimeter kubik.

3. Berwarna kuning kecoklatan
Zoozanthella merupakan alga cokllat yang mempunyai pigmen coklat dan kuning.
Zooxanthellae bertanggung jawab untuk warna yang unik dan indah banyak karang batu. Kadang-kadang ketika karang menjadi stres fisik, polip mengusir sel-sel alga dan koloni mengambil penampilan putih mencolok. Hal ini biasanya digambarkan sebagai "pemutihan karang" (Barnes, RSK dan Hughes, 1999; Lalli dan Parsons, 1995). Jika polip pergi terlalu lama tanpa zooxanthellae, pemutihan karang dapat mengakibatkan kematian karang. 


4. Ukuran 8-14 mikron
Zooxantella juga merupakan hewan mikroskopis, ukurannya berkisar antara 8-14 mikron maka dari itu disebut mikroskopis dan jumlahnya dilautan sangat banyak dan melimpah jutaan hingga milyaran tak berhingga.

5. Simbiosis: Coccoid phase
Dinoflagellata yang hidup bebas dapat terjadi dalam fase Coccoid yang nonmotil dan tidak memiliki flagel atau sebagai dinomastigote yaitu fase dimana memiliki dua flagel dan memiliki sifat berenang. Sehingga pada fase ini zooxanthella melepaskan flagella, maka dia tidak motil dan aktif, aktifitas yang dilakukan hanya yang bersifat ditempat seperti bereproduksi. 

6. Dialam: motile phase
Ketika berada dilaut lepas dikatakan fase motil, yaitu fase dimana terdapat flagella yang dapat dengan bebas digunakan untuk pergerakan diperairan.

7. Endosymbiotic
Dikatakan endosymbiotic karena proses simbiosis antara zooxanthella dan karang yang terbentuk tersebut terjadi di dalam lapisan tubuh karang yang terdalam yaitu dilapisan gastrodermis/endodermis.

8. Bersimbiosis dengan: protozoa, porifera, cnidaria, platyhelminthes dan moluska
Zooxanthellae bersimbiosis dengan hewan laut, seperti :
• Anemon 
• Kima raksasa 
• Gorgonia karang atau penggemar laut 
• Soft karang 
• Laut cambuk 
• Nudibranch 
• Ubur-ubur 
Kima Tridacna, menyimpan zooxanthellae di kaos luarnya
Dalam asosiasi ini, karang mendapatkan sejumlah keuntungan berupa :
1. Hasil fotosintesis, seperti gula, asam amino, dan oksigen
2. Mempercepat proses kalsif ikasi yang menurut Johnston terjadi melalui skema:
— Fotosintesis akan menaikkan PH dan menyediakan ion karbonat lebih banyak
— Dengan pengambilan ion P untuk fotosintesis, berarti zooxanthellae telah menyingkirkan inhibitor kalsifikasi.

9. Diperoleh dari: Induk, melalui telur Alam (air sekitarnya)
Sebagai contoh Bytell menemukan bahwa untuk zooxanthellae dalam Acropora palmata suplai nitrogen anorganik, 70% didapat dari karang (lihat Tomascik et al. 1997). Anorganik itu merupakan sisa metabolisme karang dan hanya sebagian kecil anorganik diambil dari perairan.
Dari reproduksi secara seksual, karang akan mendapatkan zooxanthellae langsung dari induk atau secara tidak langsung dari lingkungan. Sementara dalam reproduksi aseksual, zooxanthellae akan langsung dipindahkan ke koloni baru atau ikut bersama potongan koloni karang yang lepas. 
Setelah beberapa zooxanthellae memasuki tubuh hewan tempat mereka mereka dapat dengan cepat membangun populasi mereka dengan memisahkan dua. Hal ini berarti normal reproduksi

10. Sumber energi hewan inang
Ada pendapat para ahli yang mengatakan bahwa hasil fotosintesis zooxanthellae yang dimanfaatkan oleh karang, jumlahnya cukup untuk memenuhi kebutuhan proses respirasi karang tersebut (Muller-Parker & D’Elia 2001). Sebagian ahli lagi mengatakan sumber makanan karang 75-99% berasal dari zooxanthellae (Tucket & Tucket 2002). Zooxanthellae memasok karang dengan glukosa, gliserol, dan asam amino, yang merupakan produk fotosintesis.
Zooxanthellae menghasilkan oksigen dan senyawa organik melalui fotosintesis yang akan dimanfaatkan oleh karang. Jenis Zooxanthellae yang berbeda dapat menghadapi tingkat tekanan yang berbeda pula dan beberapa zooxanthellae telah menunjukkan dapat beradaptasi kepada beberapa jenis jenis karang tertentu. Biasanya mereka ditemukan dalam jumlahbesar dalam setiap polip, hidup bersimbiosis, memberikan : warna pada polip, energi dari fotosintesa dan 90% kebutuhan karbon polip.

11. Berperan dalam produktivitas perairan
Hubungan antara koral dan zooxanthellae adalah simbiosis mutualisme. Zooxanthellae menyediakan makanan untuk polip karang melalui proses memasak yang disebut fotosintesis, sedangkan polip karang menyediakan tempat tinggal yang aman dan terlindung untuk zooxanthellae.
Bagi zooxanthellae, karang adalah habitat yang baik karena merupakan pensuplai terbesar zat anorganik untuk fotosintesis.
Zooxanthella mempercepat pembentukan skeletal dalam bangunan terumbu karang melalui sebuah fenomena yang disebut “light enhanced calcification”. Zooxanthella memiliki peran ganda dalam menjelaskan keberhasilan terumbu karang pertama, melalui kontribusinya pada sumbangan energi bagi coral (coral’s energy budget) dan kedua, melalui percepatan laju kalsifikasi dan tentu saja laju pertumbuhannya dalam kompetisi dengan organisme bentik lain.

12. Reproduksinya membelah
Zooxanthellae dapat berada dalam karang dalam sel gastrodermal polip dan tentakel (Levinton, 1995), terjadi melalui beberapa mekanisme terkait dengan reproduksi karang. Setelah beberapa zooxanthellae memasuki tubuh hewan tempat mereka mereka dapat dengan cepat membangun populasi mereka dengan memisahkan (membelah) menjadi dua sel dan berkelanjutan hingga menjadi beberapa sel. Hal ini berarti menunjukkan reproduksi yang berlangsung normal. Berikut gambar proses pembelahan selnya :


Proses tejadinya,
Zooxanthellae ini melakukan fotosintesis menghasilkan oksigen yang berguna untuk kehidupan hewan karang. Di lain fihak, hewan karang memberikan tempat berlindung bagi zooxanthellae. Dalam ekosistem terumbu karang ada karang yang keras dan lunak. Karang batu adalah karang yang keras disebabkan oleh adanya zat kapur yang dihasilkan oleh binatang karang. Melalui proses yang sangat lama, binatang karang yang kecil (polyp) membentuk kolobi karang yang kental, yang sebenarnya terdiri atas ribuan individu polyp. Karang batu ini menjadi pembentuk utama ekosistem terumbu karang. Walaupun terlihat sangat kuat dan kokoh, karang sebenarnya sangat rapuh, mudah hancur dan sangat rentan terhadap perubahan lingkungan.
Manfaat,
Ø  Manfaat Karang
1.  MANFAAT EKOLOGI
a.  Penunjang Kehidupan                                     
Oleh karena terumbu karang merupakan suatu ekosistem, maka ia menunjang kehidupan berbagai jenis makhluk hidup yang ada di sekitar terumbu karang.  Dengan adanya terumbu karang maka tumbuhan dan hewan laut lainnya dapat tinggal, mencari makan dan berkembang biak di terumbu karang.
Contohnya hewan-hewan laut seperti lili laut, kerang, cacing, dan tumbuhan alga dapat menempel pada koloni karang keras.  Ikan-ikan dapat mencari makan dan bersembunyi dari incaran hewan pemangsa di balik koloni karang keras.

b.  Mengandung Keanekaragaman Hayati yang Tinggi
Jika hutan hujan tropis memiliki biodiversitas tertinggi dibandingkan ekosistem lainnya dalam tingkatan spesies, terumbu karang memiliki biodiversitas tertinggi dalam tingkatan filum.  Terumbu karang juga  merupakan ekosistem dengan biodiversitas tertinggi dibandingkan ekosistem pesisir dan laut lainnya, dalam unit skala tertentu.  Artinya dalam luas 1 kmdi wilayah terumbu karang mengandung lebih banyak spesies dibandingkan dengan 1 km2 di wilayah laut dalam.
Terumbu karang di Indonesia terkenal dengan kekayaan dari biodiversitasnya.  Dari sekitar 800 spesies karang keras yang berhasil diidentifikasi di dunia, sekitar 450 di antaranya ditemukan di Indonesia.  Spesies ikan karang  Indonesia sendiri mencapai lebih dari 2.400 spesies (Tomascik dkk., 1997).
Mengapa biodiversitas menjadi penting ?  Dengan memiliki biodiversitas yang tinggi, maka itu akan menjadi sumber keanekaragaman genetik dan spesies.  Dengan adanya keanekaragaman genetik yang tinggi maka akan ditemukan banyak variasi dalam makhluk hidup sehingga tingkat ketahanan terhadap penyakit dan kemampuan bertahan hidup suatu makhluk hidup dapat menjadi lebih tinggi.  Selain itu dengan begitu banyaknya spesies maka akan dapat dimanfaatkan untuk sebagai sumber pangan dan obat-obatan.

c.  Pelindung Wilayah Pantai
Terumbu karang, padang lamun dan hutan bakau merupakan ekosistem yang saling berhubungan.  Terumbu karang-lah yang pertama kali menghalau ombak besar dari laut, agar tidak merusak daratan.  Kemudian ombak tiba di padang lamun maka energinya akan diperkecil lagi oleh daun-daun tumbuhan lamun.  Ketika ombak tiba di dekat pantai, maka akar dan batang pohon-pohon mangrove akan memperkecil lagi energi ombak, sehingga ombak tidak merusak pantai.  Dengan demikian kehidupan di sekitar pantai akan terlindung.  Terumbu karang bermanfaat dalam menghalangi pengikisan akibat energi ombak dan arus, sehingga masalah abrasi pantai akan lebih mudah diatasi.

d.  Mengurangi Pemanasan Global
Mungkin kita telah mengetahui bahwa hutan hujan tropis merupakan “paru-paru dunia” dimana menyerap gas COhasil pembakaran sehingga mengurangi pemanasan pada bumi.  Terumbu karang pun dinilai memiliki peran yang sama, karena gas CO2 juga banyak diserap oleh air laut, dan selanjutnya melalui reaksi kimia dan bantuan karang, akan diubah menjadi zat kapur yang menjadi bahan baku terumbu (Muller-Parker & D’Elia, 1997).  Dalam proses yang disebut kalsifikasi ini, karang juga dibantu oleh zooxanthellae (tumbuhan bersel satu yang hidup di dalam jaringan tubuh karang).  Bagaimana hal itu dapat terjadi akan diterangkan di bagian Biolog Karang.

2.  MANFAAT EKONOMI
a.  Sumber Makanan
Di terumbu karang kita dapat menemui banyak sekali jenis tumbuhan dan hewan laut yang dapat kita manfaatkan sebagai sumber makanan.  Contohnya alga atau rumput laut yang dapat kita jadikan agar-agar.  Selain itu berbagai jenis ikan, udang, kepiting, dan teripang merupakan sumber protein.  Dari 1 km2 terumbu karang yang sehat dapat diperoleh sekitar 20 ton ikan yang cukup untuk memberi makan sekitar 1.200 orang setiap tahunnya (Burke dkk., 2002).  Cesar (1996) menyebutkan 5 – 10 % hasil perikanan laut berasal dari terumbu karang.

b.  Sumber Bahan Dasar Untuk Obat-obatan dan Kosmetika
Beberapa jenis dari alga atau rumput laut, dapat digunakan sebagai bahan dasar untuk keperluan kosmetik (dijadikan sabun), dan juga untuk membalut kapsul obat.  Selain itu hewan laut seperti spon dan tunicata (Ascidian) yang ada di terumbu karang, diketahui memiliki senyawa kimia yang berguna untuk bahan antibiotika, anti radang, dan anti kanker.  Namun demikian, masih banyak potensi biota laut bagi industri obat dan bahan kimia, yang belum digali.

c.  Sebagai Objek Wisata
Terumbu karang juga memiliki keindahan karena adanya berbagai jenis karang, ikan, lili laut, teripang, kerang-kerangan, siput laut, dan lain sebagainya, yang membuat takjub para wisatawan.  Terumbu karang dapat menjadi objek wisata melalui kegiatan snorkeling, menyelam, ataupun hanya melihat keindahannya dari atas kapal yang dilengkapi kaca pada lantainya (glass bottom boat).

d.  Sebagai Sumber Mata Pencaharian
Adanya terumbu karang dapat menunjang perekonomian masyarakat di sekitarnya.  Masyarakat memiliki lapangan pekerjaan sebagai nelayan.  Apabila terumbu karang dikembangkan menjadi suatu objek wisata yang mengundang banyak turis, maka masyarakat dapat menjadi menjadi pemandu wisata, membuka usaha warung makanan, menyewakan penginapan, menyewakan kapal, menjual cenderamata ke turis, dan lain sebagainya.

e.  Sebagai Sumber Bibit Budidaya
Berbagai jenis ikan, teripang dan rumput laut, yang ada di terumbu karang, dapat dijadikan bibit untuk usaha budidaya.  Contohnya ikan kerapu, ikan kakap, rumput laut dari Marga Eucheuma dan Gracilaria, dan teripang dari Marga Holothuria.

3.  MANFAAT SOSIAL
a.  Menunjang Kegiatan Pendidikan dan Penelitian
karang dapat menjadi sarana yang ideal bagi kegiatan pendidikan untuk mengenal ekosistem pesisir, mengenal tumbuhan dan hewan laut, dan pendidikan cinta alam.  Antara lain karena terumbu karang ada di perairan yang dangkal, sehingga mudah dijangkau, dan memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, sehingga banyak biota laut yang dapat kita amati.
Selain itu terumbu karang juga berperan sebagai sarana penelitian.  Untuk melindungi terumbu karang dan biota laut yang hidup di dalamnya, serta untuk dapat memanfaatkan sumberdaya perikanan di terumbu karang, maka perlu adanya berbagai jenis penelitian.  Apabila kita ingin mejaga kelestarian terumbu karang, maka kita perlu meneliti faktor apa saja yang dapat mengancam kelestariannya, dan bagaimana memulihkan terumbu karang yang terganggu, sehingga kita dapat melakukan upaya-upaya yang diperlukan.  Demikian pula apabila kita ingin melindungi satu jenis spesies di terumbu karang maka kita perlu meneliti cara hidup spesies tersebut, apa saja yang dimakannya, bagaimana cara berkembang biaknya, dan lain sebagainya.

b.  Sebagai Sarana Rekreasi Masyarakat
Terumbu karang dengan segala keindahannya dapat dijadikan sarana rekreasi keluarga untuk melakukan aktivitas renang, dan lain sebagainya.

Ø  Manfaat Alga,

1.Sumber Utama Energi dan Makanan
Menurut BOLD & WYNNE dalam SHARMA (1992), salah satu manfaat algae yang sangat penting adalah sebagai penghasil utama bahan organik di dalam ekosistem perairan. Dalam ekosistem perairan, keberadaan algae merupakan bagian utama dari rantai makanan. Hal ini berkaitan dengan aktivitas fotosintesis yang terjadi pada algae. Sebab aktivitas fotosintesis merupakan sumber oksigen terhadap lingkungan perairan di sekitarnya, di mana akan memberikan keuntungan secara langsung terhadap organisme lainnya yang hidup dalam air.
Proses fotosintesis dapat berlangsung dalam ekosistem perairan karena adanya sinar matahari. Sebagaimana kita ketahui bahwa semua energi berasal dari matahari dan hanya tumbuh-tumbuhan hijau yang dapat mengubah energi tersebut menjadi makanan hewan. Itulah sebabmya, kehidupan hewan dalam air sangat tergantung pada algae yang merupakan sumber utama energi dan makanan.

2. Makanan Manusia
Sejak ratusan tahun yang lalu, lebih dari 100 jenis algae (terutama algae coklat dan al-gae merah) telah digunakan sebagai bahan makanan di berbagai belahan dunia. Selain itu, beberapa jenis dari algae hijau juga telah digunakan sebagai bahan makanan sebab mengandung sejumlah mineral, vitamin, karbohidrat dan protein. Zat-zat makanan tersebut dapat ditemukan baik dalam dinding sel maupun dalam sitoplasma (SHARMA, 1992).
Beberapa algae terpenting yang biasa digunakan untuk bahan makanan adalah sebagai berikut :
1. Algae coklat (Phaeophyceae)
Algae coklat yang banyak digunakan sebagai bahan makanan adalah Alaria, Lami-naria, Sargassum, dan Durvillea.
a. Laminaria. Di Jepang makanan yang berasal dari Laminaria disebut "kombu". Laminaria memiliki kandungan Fe dan protein yang tinggi, serta vitamin A dan C. Selain Jepang, Amerika Serikat dan Korea juga menggunakan Laminaria sebagai sup dan acar (CHAPMAN & CHAPMAN, 1980).
b. Alaria. Di Jepang makanan yang berasal Alaria disebut "sarumen". Alaria memiliki kandungan vitamin B6 dan K yang tinggi. Alaria juga digunakan sebagai bahan makanan di Amerika Serikat, Inggris dan Islandia (CHAPMAN & CHAPMAN, 1980).
c. Durvillea. Di Amerika Selatan, Durvillea yang dipanen dari alam diolah dengan cara dikeringkan dan digarami, lalu dipasarkan dengan nama "cachiyugo". (SHARMA, 1992).
d. Sargassum. Sargassum merupakan salah satu sumber yodium, vitamin C, protein dan asam folat. Sargassum digunakan sebagai bahan makanan di Jepang dan Korea (TRONO et al, 1998; CHAPMAN & CHAPMAN, 1980).
Menurut PRESCOTT dalam SHARMA (1992), zat-zat makanan terpenting yang terdapat dalam algae coklat terdiri dari protein (meliputi 17 asam amino), lemak dan karbohidrat. Beberapa jenis mineral juga terdapat pada algae coklat, misalnya karotena, tiamin dan subflavin.
2. Algae merah (Rhodophyceae)
Algae merah yang banyak digunakan sebagai bahan makanan adalah Porphyra, Palmaria, Chondrus, Gigartina dan Rhodymenia.
a. Porphyra merupakan algae merah yang sangat penting sebagai bahan makanan. Berbagai jenis makanan yang berasal dari Porphyra seperti "nori" di Jepang, "laver" di Inggeris dan Amerika Serikat, "sloke" di Skotlandia, dan "luche" di bagian Selatan Chili. Porphyra memiliki kandungan pro tein, vitamin A dan C yang sangat tinggi. Di Jepang sendiri, lebih dari 29,5 juta kg Porphyra digunakan setiap tahun. (SHARMA, 1992; CHAPMAN & CHAPMAN, 1980).
b. Palmaria untuk bahan makanan.juga diperdagangkan dengan berbagai merek, seperti "dulse" di Kanada, "sol" di Islandia telah digunakan sebagan bahan makanan sejak abad ke 18, "dillisk" di Irlandia, "nibble"di Kanada yang merupakan bahan campuran bir, sedangkan di Rusia difermentasi menjadi minuman beralkohol (SHARMA, 1992; CHAPMAN & CHAPMAN, 1980)..
c. Chondrus crispus yang secara umum dikenal sebagai "Irish moss" digunakan dalam pembuatan es krim dan berbagai jenis makanan lainnya. Chondrus crispus memiliki kandungan vitamin A yang tinggi dan digunakan sebagai bahan makanan di Amerika Serikat, Islandia dan Perancis. Sedangkan di Jepang, jenis yang digunakan adalah Chondrus ocellatus (CHAPMAN & CHAPMAN, 1980).
d. Gigartina papillata. Di Islandia, Gigartina papillata digunakan untuk pembuatan puding. Gigartina papillata memiliki kandungan vitamin C yang tinggi (CHAPMAN & CHAPMAN, 1980).
e. Rhodymenia palmata. Algae jenis ini umumnya digunakan sebagai bahan makanan oleh nelayan yang dikenal dengan nama "dulse" (SHARMA, 1992).
3. Algae hijau (Chlorophyceae)
Algae hijau terpenting yang banyak digunakan untuk bahan makanan seperti
Monostroma, Ulva, Codium dan Chlorella.
a. Monostroma digunakan sebagai bahan makanan yang banyak ditemukan di Jepang dengan nama "aonori"(SHARMA, 1992). Di Taiwan Monostroma digunakan sebagai sup (CHAPMAN & CHAPMAN, 1980).
b. Ulva. Seperti halnya dengan Durvillea, Ulva yang telah dikeringkan dan digarami diperdagangkan dengan nama "cachiyugo". Selain itu Ulva juga digunakan sebagai salad dan sup. Ulva memiliki kandungan Fe yang sangat tinggi. Ulva banyak dikonsumsi sebagai bahan makanan di China, Filipina, Chili dan Hindia Barat (SHARMA, 1992; CHAPMAN & CHAPMAN, 1980). Selain itu, Ulva juga merupakan sumber vitamin C, pro tein, asam folat dan beberapa jenis mineral, seperti : Ca, K, Mg, Na, Cu, Fe dan Zn (TRONO etal, 1998).
c. Codium. Di Jepang dan Korea, Codium fragile digunakan sebagai salad, sup dan manisan. Codium fragile memiliki kandungan Fe yang tinggi (CHAPMAN & CHAPMAN, 1980).
d. Chlorella diketahui memiliki kandungan lipid dan protein yang tinggi. Menurut PRESCOTT dalam SHARMA (1992), kandungan lipidnya mencapai 8,5% dari beratkering. Protein Chlo rella mengandung semua asam-asam amino esensial. Oleh karena itu Chlorella dapat digunakan sebagai bahan makanan untuk penerbangan ruang angkasa. Walaupun Chlorella dapat digunakan sebagai makanan pengganti di saat krisis, biaya budidayanya sangat mahal. Menurut THACKER & BABCOCK dalam SHARMA (1992), dari segi ekonomis produksi Chlorella kurang menguntungkan.
4. Algae hijau-biru (Cyanophyceae)
Algae hijau-biru yang banyak digunakan untuk bahan makanan adalah Nostoccommune yang di China dikenal dengan nama "yuyucho". Nostoccommune memiliki kandungan protein yang tinggi (SHARMA,1992). Selain itu, di Danau Texcoco (Meksiko) juga ditemukan duajenis algae hijau-biru yang dapat digunakan sebagai bahan makanan, yaitu Phormidium tenue dan Chroococcus turgidus (ORTEGA dalam CHAPMAN & CHAPMAN, 1980).

3. Agar
Agar atau sering juga disebut "agar-agar" merupakan suatu asam sulfurik, ester dari galaktan linear yang dapat diekstraksi dari beberapa jenis algae merah. Secara umum digunakan sebagai media budidaya di laboratorium untuk membudidayakan fungi, bakteri dan beberapa jenis algae, sebab mengandung galaktosa dan sulfat. Penggunaan agar yang lain adalah sebagai obat pencahar. Selain itu, agar juga sering digunakan dalam pengepakan makanan kaleng, kosmetik, industri kulit, tekstil, kertas, fotografi, pembuatan pil dan salep (SHARMA, 1992).Bahkan saat ini agar telah digunakan dalam pengembangan bioteknologi (AN ULLMAN'S, 1998).
Produksi agar di berbagai belahan dunia menggunakan bahan baku Gelidium, Gracilaria, Ahnfeltia, Hypnea, Campylaephora, Pterocladia, Eucheuma, Gigartina, Chondrus, Phyllophora, Acanthophora specifera, Ceramium spp., Corallopsis sp. Digenea simplex, Laurencia tropica dan Porphyra (TRONO et al 1998; PRESCOTT & ROUND dalam SHARMA, 1992). Bahan baku tersebut sebagian besar masih merupakan hasil panen dari sediaan alam.
4. Karaginan
Karaginan merupakan senyawa kompleks yang tersusun oleh D-galaktose-3,6-anhidro-D-galaktose dan monoester asam sulfat )SHARMA, 1992). Karaginan dapat diekstraksi dari Acantophora specifera, A. muscoides, Chondrococcus hornemannii, Eucheuma cottonii, E. isiforme, E. serra, E.spinosum, Galaxaura oblongata, Gigartina, Gymnogongrus sp, Hypnea cervicornis, H. musciformis, H. valentiae dan Laurencia papillosa (TRONO et al 1998)
Karaginan digunakan dalam pembuatan pasta gigi, kosmetik, cat, penghalus dalam industri kulit, tekstil, bir dan industri farmasi. Para dokter juga menggunakan karaginan dalam mempercepat proses pembekuan darah. Manfaat lain dari karaginan adalah sebagai penjernih jus, minuman beralkohol dan gula bit (SHARMA, 1992).

5. Alginat
Derivat-derivat alginat dan asam alginat diekstraksi dari dinding sel algae coklat. Beberapa jenis algae coklat yang biasa digunakan sebagai bahan baku pengolahan alginat di berbagai negara, yaitu Laminaria, Macrocystis, Durvillea, Ascophyllum, Ecklonia, Lossonia, Fucus, Cystoseira, Eisenia. Cystoseira, Padina, Hormophysa, Sargassum dan Turbinaria (CHAPMAN & CHAPMAN, 1980; SHARMA, 1992).
Alginat terutama digunakan dalam industri pembuatan ban, cat, es krim, kain tahan api, dan barang-barang dari plastik. Asam alginat sangat efektif digunakan dalam menghentikan pendarahan. Derivat-derivat asam alginat juga digunakan dalam pembuatan sup, krim dan saus (SHARMA, 1992).

6. Funori
Salah satu jenis lem yang berasal dari algae merah, Gloiopeltis furcata di Jepang dikenal dengan nama "funori". Funori memiliki day a adhesif yang sangat tinggi, digunakan untuk kertas dan kain. Secara kimiawi, funori mirip dengan agar, tetapi tidak mengandung gugus ester sulfat. Beberapa jenis algae yang digunakan untuk bahan pembuatan funori seperti Ahnfeltia, Chondrus, Grateloupia dan Iridaea (ROUND dalam SHARMA, 1992).

 7. Sumber Mineral
Algae diketahui jugamerupakan sumber mineral yang sangat penting. Beberapa diantaranya adalah:
a. Yodium diekstraksi dari beberapa jenis al gae, yaitu : Gloiopeltis furcata, Hijikia fusiforme, Digenea simplex, Ulva lactuca, Gelidium amansii, Laminaria religosa dan Porphyra tenera (CHAPMAN & CHAPMAN, 1980).
b. Bromin (3-6%) diekstraksi dari beberapa jenis algae merah, seperti Polysiphonia, Rhodymenia (SHARMA, 1992).
c. Beberapa jenis algae memiliki kandungan Ca, K, Mg, Na, Cu, Fe dan Zn yang cukup tinggi, yaitu : Caulerpa lentillifera, Dictyota spp.,Eucheuma alvarezii, Gracilaria coronopifolia, G. verrucosa, Hypnea cervicornis, Laurencia tronoi, Sargassum spp., Turbinaria conoides, Ulvalactuca.(TRONOetal. 1998)
d. Dalam industri pembuatan sabun dan alat- alat gel as, algae telah digunakan sebagai sumber soda (SHARMA, 1992).

8. Makanan Ternak
Algae merupakan salah satu sumber makanan pokok beberapa jenis ternak, khususnya di negara-negara maritim. Algae yang dijadikan makanan ternak terutama dari kelompok algae coklat, algae merah, dan beberapa jenis algae hijau.
a. Laminaria, digunakan sebagai makanan ternak di beberapa wilayah di negara Inggris, Finlandia dan Jepang (CHAPMAN & CHAPMAN, 1980; SHARMA, 1992).
b. Sargassum digunakan sebagai makanan ternak di beberapa wilayah di negara Inggris, Jepang dan Hongkong (CHAPMAN & CHAPMAN, 1980; SHARMA, 1992)..
c. Ascophyllum digunakan sebagai makanan ternak di Inggris, Norwegia, Jepang dan Selandia Baru (CHAPMAN & CHAPMAN, 1980; SHARMA, 1992).
d. Ayam petelur yang memakan tepung Ascophyllum dan tepung Fucus akan menghasilkan telur dengan kadar Yodium yang tinggi (SHARMA, 1992).
e. Sumber makanan untuk ikan "Tilopia" hanya dari kelompok algae hijau dan algae hijau-biru (SHARMA, 1992).
f. Macrocystis digunakan sebagai makanan ternak sebab kandungan vitamin A dan E yang cukup tinggi (SHARMA, 1992).
g. Rhodymenia merupakan makanan ternak yang umum di Perancis. Rhodymenia diketahui memiliki kandungan Bl yang cukup tinggi (SHARMA, 1992).
h. Di Jepang, Pelvetia digunakan sebagai makanan sapi (SHARMA, 1992).

9.BahanPupuk
Adanya kandungan fosfor, kalium, dan beberapa unsur-unsur runut pada makroalgae sehingga beberapa negara di dunia menggunakannya sebagai bahan pupuk. Makroalgae dicampur dengan bahan-bahan organik lainnya atau dibiarkan membusuk di tanah.
a. Lithophyllum, Lithothamnion dan Chara digunakan untuk tanah yang kekurangan kalsium (SHARMA, 1992).
b. Fucus vesiculosus merupakan bahan pupuk yang umum digunakan di Irlandia untuk tanaman kentang dan kapas. Sedangkan Fucus serratys digunakan di Inggris untuk tanaman kentang dan brokoli (CHAPMAN & CHAPMAN, 1980)
c. Produksi padi dapat ditingkatkan menjadi 30% setelah areal persawahan diinokulasi dengan campuran nitrogen dan algae hijau biru (SHARMA, 1992).
d. Di beberapa negara yang sedang berkembang, suatu ekstrak yang dipekatkan yang berasal dari berbagai jenis algae yang berbeda dijual di pasaran sebagai pupuk cair. Pupuk cair semakin banyak digunakan karena lebih efisien, dimana dapat langsung diserap tanaman. Penyerapan pupuk cair dapat melalui daun dan akar tanaman. Beberapa merek pupuk cair yang diekstraksi dari algae, seperti "Maxicrop" di Inggris dan "Seagro" di Selandia Baru. Maxicrop telah digunakan diberbagai negara, seperti Aus-tralia, Bahrain, Kanada, Finlandia, Ghana, Jamaika, Kenya, Malawi, Belgia, Selandia Baru, Nikaragua, Nigeria, Singapura, Thai-land, Trinidad, USA dan Zambia (CHAPMAN & CHAPMAN, 1980).
e. Di Alaska (Amerika), penggunaan Alaria fistulosa sebagai bahan pupuk untuk tanaman kentang terny ata memberikan hasil dengan kualitas yang sangat memuaskan (CHAPMAN & CHAPMAN, 1980)
f. Di Selandia Baru, Macrocystis pyrifera, Lessonia variegata dan Ecklonia radiat merupakan jenis algae yang digunakan untuk bahan pembuatan pupuk (CHAPMAN & CHAPMAN, 1980)
g. Di China, Sargassum yang masih segar ataupun yang telah dikeringkan digunakan untuk pemupukan tanaman kacang dan kentang. Penggunaan Sargassum sebagai bahan pupuk juga dilakukan di India untuk tanaman kelapa dan kopi (CHAPMAN & CHAPMAN, 1980).
10. Antibiotik
Chlorellin merupakan salah satu antibiotik yang diperoleh dari Chlorella. Beberapa substansi antibakteri efektif dalam mencegah pertumbuhan bakteri gram positif dan gram negatif diperoleh dari Ascophyllum nodosum, Rhodomenia larix, Laminaria digitata, Palveria dan Polysphonia. Antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan beberapa jenis bakteri, diperoleh dari Nitzschia palea. Antibiotik tersebut efektif dalam pencegahan Escherichia coll (SHARMA, 1992). Jenis-jenis algae lainnya yang memiliki khasiat sebagai antibiotik, yaitu Amansia, Asparagopsis taxiformis, Laurensia obtusa, Ulvapertusa dan Wrangelia (TRONO etal. 1998).

11. Obat-Obatan lainnya
"Tse-ko-Tsoi" merupakan obat cacing di Cina Selatan yang berasal dari algae merah Diginea simplex. Sedangkan fucoidin dan so-dium laminarin sulfat diperoleh dari beberapa jenis algae coklat digunakan sebagai antikoagulan darah. Beberapa jenis algae juga telah digunakan dalam pengobatan penyakit ginjal, kandung kemih dan paru-paru (SHARMA, 1992).
12. Penelitian Biologi
Dalam penelitian biologi (khususnya fisiologi), pemanfaatan beberapa jenis algae dalam kaitannya dengan proses fotosintesis. Jenis-jenis algae yang secara luas digunakan adalah Chlorella, Scenedesmus dan Anacystis (SHARMA, 1992).
13. Penanggulangan Limbah
Penanggulangan limbah merupakan masalah yang tidak mudah dilakukan. Sumber utama limbah terutama berasal dari buangan rumah tangga dan industri. Limbah banyak mengandung bahan-bahan organik dan anorganik, baik yang terlarut maupun yang dalam bentuk padat.
Proses pengelolaan limbah terutama berlangsung dalam suatu proses aerorik dan proses oksigenasi. Kedua proses ini dapat berlangsung secara cepat dengan adanya al-gae jenis Chlomydomonus, Chlorella, Euglena, dan Scenedesmus. Proses aerasi limbah sangat esensial, terutama untuk limbah dalam jumlah sedikit atau di areal pertambakan untuk menghindari bau yang tak sedap (SHARMA, 1992).
14. Reklamasi Tanah
Menurut Kamus Besar Bahasa Indone-sia (DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL, 2001), istilah "reklamasi tanah" diartikan sebagai usaha memperluas tanah (pertanian) dengan memanfaatkan daerah yang semula tidak berguna (misal dengan cara menguruk daerah rawa-rawa). Salah satu cara yang sangat efektif dilakukan dalam proses reklamasi tanah adalah dengan menggunakan algae. Algae mempunyai peranan yang sangat penting terutama setelah musim hujan, dimana kelompok algae hijau dan algae hijau-biru akan tumbuh subur. Proses ini akan sangat menguntungkan, sebab dapat mengendalikan erosi yang timbul akibat terganggunya lapisan tanah (SHARMA, 1992). Pada tanah alkalin di India Utara misalnya, pertumbuhan algae hijau-biru yang meliputi areal yang sangat luas seperti dilaporkan oleh SINGH dalam SHARMA (1992) menyebutkan bahwa proses tersebut akan meningkatkan kandungan nitrogen dan akan menyebabkan kesuburan tanah menjadi lebih terjaga.

sumber:www.oseanografi.lipi.go.id


DAFTAR PUSTAKA

AN ULLMAN'S ENCYCLOPEDIA. 1998. In-dustrial Organic Chemicals. Vol. 7. Wiley-VCH New York: 4009 - 4012.
CHAPMAN, V.J. and D.J. CHAPMAN. 1980. Seaweed and Their Uses. Third edition. Chapman and Hall, New York: 30 - 97.
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka, Jakarta: 942.
SHARMA, OP. 1992. Text Book of Algae. Tata McGraw-Hill Publishing Company Lim-ited, New Delhi: 73 - 79.
TRONO, G.C., Jr. and E.T.G. FORTES. 1988. Philippine Seaweeds. National Book Store, Inc. Publishers, Metro Manila, Philippines: 199-225.
Anonimus. 2010 a. http://www.columbia.edu/itc/
Anonimus. 2010 b. An Introduction to Coral Reefs. http:// manta.uvi.edu/coralreefer/
Barnes, R. 1987. Invertebrate Zoology; Fifth Edition. Orlando.
Barnes, R. and R. Hughes. 1999. An Introduction to Marine Ecology; Third Edition. Malden, MA: Blackwell Science Publication.
Lalli, C.M., and T. Parsons. 1995. Biological Oceanography: An Introduction. Oxford: Butterworth-Heinemann Ltd.
Levinton, J. S. 1995. Marine Biology: Function, Biodiversity, Ecology. New York: Oxford University Press.
http://kvp2131tika.wordpress.com/coral/apa-itu-terumbu-karang/
Muller-Parker, G dan C.F. D’Elia. 1997. Interaction Between Corals and Their Symbiotic Algae. In. Life and Death of Coral Reefs. Charles Birkeland (Ed.). Chapman &Hall. New York. Hal..96-113.
Rowan, R. and D. A. Powers. 1991. A Molecular Genetic Classification of Zooxanthellae and the Evolution of Animal-Algal Symbioses. Science, Vol. 251:1348-1351.

FUNGSI DAN MANFAAT HUTAN MANGROVE


FUNGSI DAN MANFAAT HUTAN MANGROVE

Secara garis besar fungsi hutan mangrove dapat dikelompokkan menjadi :
1. Fungsi Fisik
  • Menjaga garis pantai
  • Mempercepat pembentukan lahan baru
  • Sebagai pelindung terhadap gelombang dan arus
  • Sebagai pelindung tepi sungai atau pantai
  • Mendaur ulang unsur-unsur hara penting
2. Fungsi Biologi -Nursery ground, feeding ground, spawning ground, bagi berbagai spesies udang, ikan, dan lainnya -Habitat berbagai kehidupan liar
3. Fungsi Ekonomi
  • Akuakultur
  • Rekreasi
  • Penghasil kayu
Turner (1975) menyatakan bahwa disamping fungsi hutan mangrove sebagai ‘waste land’ juga berfungsi sebagai kesatuan fungsi dari ekosistem estuari yang bersifat:
  1. Sebagai daerah yang menyediakan habitat untuk ikan dan udang muda serta biota air lainnya dalam suatu daerah dangkal yang kaya akan makanan dengan predator yang sangat jarang.
  2. Sebagai tumbuhan halofita, mangrove merupakan pusat penghisapan zat-zat hara dari dalam tanah, memberikan bahan organik pada ekosistem perairan. Merupakan proses yang penting dimana tumbuhan menjadi seimbang dengan tekanan garam di akar dan mengeluarkannya.
  3. Hutan mangrove sebagai penghasil detritus atau bahan organik dalam jumlah yang besar dan bermanfaat bag! mikroba dan dapat langsung dimakan oleh biota yang lebih tinggi tingkat. Pentingnya ‘detritus food web’ ini diakui oleh para ahli dan sangat berguna dilingkungannya. Detritus mangrove menunjang populasi ikan setelah terbawa arus sepanjang pantai.
 Adapun yang berpendapat bahwa, Ekosistem hutan mangrove memberikan banyak manfaat baik secara tidak langsung (non economic value) maupun secara langsung kepada kehidupan manusia (economic vallues). Beberapa manfaat mangrove antara lain adalah:
  • Menumbuhkan pulau dan menstabilkan pantai.
Salah satu peran dan sekaligus manfaat ekosistem mangrove, adalah adanya sistem perakaran mangrove yang kompleks dan rapat, lebat dapat memerangkap sisa-sia bahan organik dan endapan yang terbawa air laut dari bagian daratan. Proses ini menyebabkan air laut terjaga kebersihannya dan dengan demikian memelihara kehidupan padang lamun (seagrass) dan terumbu karang. Karena proses ini maka mangrove seringkali dikatakan pembentuk daratan karena endapan dan tanah yang ditahannya menumbuhkan perkembangan garis pantai dari waktu ke waktu. Pertumbuhan mangrove memperluas batas pantai dan memberikan kesempatan bagi tumbuhan terestrial hidup dan berkembang di wilayah daratan. Akar pohon mangrove juga menjaga pinggiran pantai dari bahaya erosi. Buah vivipar yang dapat berkelana terbawa air hingga menetap di dasar yang dangkal dapat berkembang dan menjadi kumpulan mangrove di habitat yang baru. Dalam kurun waktu yang panjang habitat baru ini dapat meluas menjadi pulau sendiri.
  • Menjernihkan air.
Akar pernafasan (akar pasak) dari api-api dan tancang bukan hanya berfungsi untuk pernafasan tanaman saja, tetapi berperan juga dalam menangkap endapan dan bisa membersihkan kandungan zat-zat kimia dari air yang datang dari daratan dan mengalir ke laut. Air sungai yang mengalir dari daratan seringkali membawa zat-zat kimia atau polutan. Bila air sungai melewati akar-akar pasak pohon api-api, zat-zat kimia tersebut dapat dilepaskan dan air yang terus mengalir ke laut menjadi bersih. Banyak penduduk melihat daerah ini sebagai lahan marginal yang tidak berguna sehingga menimbunnya dengan tanah agar lebih produktif. Hal ini sangat merugikan karena dapat menutup akar pernafasan dan menyebabkan pohon mati.
  • Mengawali rantai makanan.
Daun mangrove yang jatuh dan masuk ke dalam air. Setelah mencapai dasar teruraikan oleh mikro organisme (bakteri dan jamur). Hasil penguraian ini merupakan makanan bagi larva dan hewan kecil air yang pada gilirannya menjadi mangsa hewan yang lebih besar serta hewan darat yang bermukim atau berkunjung di habitat mangrove.
  • Melindungi dan memberi nutrisi.
Akar tongkat pohon mangrove memberi zat makanan dan menjadi daerah nursery bagi hewan ikan dan invertebrata yang hidup di sekitarnya. Ikan dan udang yang ditangkap di laut dan di daerah terumbu karang sebelum dewasa memerlukan perlindungan dari predator dan suplai nutrisi yang cukup di daerah mangrove ini. Berbagai jenis hewan darat berlindung atau singgah bertengger dan mencari makan di habitat mangrove.
  • Manfaat bagi manusia.
Masyarakat daerah pantai umumnya mengetahui bahwa hutan mangrove sangat berguna dan dapat dimanfaatkan dalam berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan hidup. Pohon mangrove adalah pohon berkayu yang kuat dan berdaun lebat. Mulai dari bagian akar, kulit kayu, batang pohon, daun dan bunganya semua dapat dimanfaatkan manusia. Beberapa kegunaan pohon mangrove yang langsung dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari antara lain adalah:
  • Tempat tambat kapal.
Daerah teluk yang terlidung seringkali dijadikan tempat berlabuh dan bertambatnya perahu. Dalam keadaan cuaca buruk pohon mangrove dapat dijadikan perlindungan dengan bagi perahu dan kapal dengan mengikatkannya pada batang pohon mangrove. Perlu diperhatikan agar cara tambat semacam ini tidak dijadikan kebiasaan karena dapat merusak batang pohon mangrove yang bersangkutan.
  • Obat-obatan.
Kulit batang pohonnya dapat dipakai untuk bahan pengawet dan obat-obatan. Macam-macam obat dapat dihasilkan dari tanaman mangrove. Campuran kulit batang beberapa species mangrove tertentu dapat dijadikan obat penyakit gatal atau peradangan pada kulit. Secara tradisional tanaman mangrove dipakai sebagai obat penawar gigitan ular, rematik, gangguan alat pencernaan dan lain-lain. Getah sejenis pohon yang berasosiasi dengan mangrove (blind-your-eye mangrove) atau Excoecaria agallocha dapat menyebabkan kebutaan sementara bila kena mata, akan tetapi cairan getah ini mengandung cairan kimia yang dapat berguna untuk mengobati sakit akibat sengatan hewan laut. Air buah dan kulit akar mangrove muda dapat dipakai mengusir nyamuk. Air buah tancang dapat dipakai sebagai pembersih mata. Kulit pohon tancang digunakan secara tradisional sebagai obat sakit perut dan menurunkan panas. Di Kambodia bahan ini dipakai sebagai penawar racun ikan, buah tancang dapat membersihkan mata, obat sakit kulit dan di India dipakai menghentikan pendarahan. Daun mangrove bila di masukkan dalam air bisa dipakai dalam penangkapan ikan sebagai bahan pembius yang memabukkan ikan (stupefied).
  • Pengawet.
Buah pohon tancang dapat dijadikan bahan pewarna dan pengawet kain dan jaring dengan merendam dalam air rebusan buah tancang tersebut. Selain mengawetkan hasilnya juga pewarnaan menjadi coklat-merah sampai coklat tua, tergantung pekat dan lamanya merendam bahan. Pewarnaan ini banyak dipakai untuk produksi batik, untuk memperoleh pewarnaan jingga-coklat. Air rebusan kulit pohon tingi dipakai untuk mengawetkan bahan jaring payang oleh nelayan di daerah Labuhan, Banten.
  • Pakan dan makanan.
Daunnya banyak mengandung protein. Daun muda pohon api-api dapat dimakan sebagai sayur atau lalapan. Daun-daun ini dapat dijadikan tambahan untuk pakan ternak. Bunga mangrove jenis api-api mengandung banyak nectar atau cairan yang oleh tawon dapat dikonversi menjadi madu yang berkualitas tinggi. Buahnya pahit tetapi bila memasaknya hatihati dapat pula dimakan. .
  • Bahan mangrove dan bangunan.
Batang pohon mangrove banyak dijadikan bahan bakar baik sebagai kayu bakar atau dibuat dalam bentuk arang untuk kebutuhan rumah tangga dan industri kecil. Batang pohonnya berguna sebagai bahan bangunan. Bila pohon mangrove mencapai umur dan ukuran batang yang cukup tinggi, dapat dijadikan tiang utama atau lunas kapal layar dan dapat digunakan untuk balok konstruksi rumah tinggal. Batang kayunya yang kuat dan tahan air dipakai untuk bahan bangunan dan cerocok penguat tanah. Batang jenis tancang yang besar dan keras dapat dijadikan pilar, pile, tiang telepon atau bantalan jalan kereta api. Bagi nelayan kayu mangrove bisa juga untuk joran pancing. Kulit pohonnya dapat dibuat tali atau bahan jaring.
Beberapa manfaat dan fungsi hutan mangrove dapat dikelompokan sebagai berikut:

A. Manfaat / Fungsi Fisik :
  1. Menjaga agar garis pantai tetap stabil
  2. Melindungi pantai dan sungai dari bahaya erosi dan abrasi.
  3. Menahan badai/angin kencang dari laut
  4. Menahan hasil proses penimbunan lumpur, sehingga memungkinkan terbentuknya lahan baru.
  5. Menjadi wilayah penyangga, serta berfungsi menyaring air laut menjadi air daratan yang tawar
  6. 6. Mengolah limbah beracun, penghasil O2 dan penyerap CO2.
B. Manfaat / Fungsi Biologis :
  1. Menghasilkan bahan pelapukan yang menjadi sumber makanan penting bagi plankton, sehingga penting pula bagi keberlanjutan rantai makanan.
  2. Tempat memijah dan berkembang biaknya ikan-ikan, kerang, kepiting dan udang.
  3. Tempat berlindung, bersarang dan berkembang biak dari burung dan satwa lain.
  4. Sumber plasma nutfah & sumber genetik.
  5. Merupakan habitat alami bagi berbagai jenis biota.
C. Manfaat / Fungsi Ekonomis :
  1. Penghasil kayu : bakar, arang, bahan bangunan.
  2. Penghasil bahan baku industri : pulp, tanin, kertas, tekstil, makanan, obat-obatan, kosmetik, dll
  3. Penghasil bibit ikan, nener, kerang, kepiting, bandeng melalui pola tambak silvofishery
  4. Tempat wisata, penelitian & pendidik.